Senin, 15 Mei 2017

Dimensi Kemandirian Ekonomi Menurut Fayakhun Andriadi

Dimensi lain dari kemandirian ekonomi kita yang sangat penting bagi Fayakhun Andriadi adalah energi. Kekayaan energi kita melimpah tak terkira: minyak bumi, gas, emas, batu bara, nikel. Sumber daya alam ini, jika optimal pemanfaatan, pengelolaan dan pengolahannya, dapat menjadi instrumen vital kemandirian ekonomi kita.
Indonesia seharusnya menurut Fayakhun Andriadi bisa memaksimalkan potensi energi yang dimiliki. Tidak hanya yang tak terbarukan, tapi juga energi terbarukan dan alternatif, seperti gas dan nuklir. Dulu Indonesia menjadi negara OPEC (negara pengekspor minyak). Tapi sekarang Indonesia menjadi  negara importir minyak.
Kemandirian energi bisa tidak hanya bisa menjadi kunci kemandirian ekonomi, tapi juga kemandirian politik. Karena sekali lagi, di masa depan, dunia dihadapkan pada krisis energi. Negara yang berdaulat secara energi menurut Fayakhun Andriadi akan berdaulat secara politik. Sebaliknya: negara yang pasokan energinya tergantung pada kuota negara lain, otomatis akan dependen juga secara politik.
Inovasi dan Kreatifitas SDM
Tapi kita harus menyadari bahwa masa depan global akan mengalami transformasi. Sumber daya alam tidak akan lagi menjadi andalan utama. Di masa mendatang menurut Fayakhun Andriadi, kunci kemandirian bangsa-negara akan bergeser dari sumber daya alam ke sumber daya manusia. “Energi” utama sebuah negara-bangsa adalah sumber daya manusianya. Kualitas manusia Indonesia akan menentukan daya tahan negara kita. Ujungnya: menentukan kemandirian bangsa-negara ini.
Di era dimana kualitas manusia Indonesia menjadi penentu, inovasi dan kreatifitas adalah prasyarat. Kompetisi global akan semakin ketat. Daya saing Indonesia menurut Fayakhun Andriadi tidak ditentukan oleh seberapa banyak sumber daya alam yang dimiliki dan bisa diolah. Tapi sejauh mana manusia Indonesia bisa menciptakan kreasi dan inovasi yang membuat Indonesia terdepan dalam berbagai aspek. Sumber daya alama “hanyalah” penunjang dari kapasitas kreasi dan kapabilitas inovasi manusia Indonesia. Karena di masa mendatang, dunia akan semakin tidak menggantungkan diri pada sumber daya nonkreasi dan noninovasi.
Karena kualitas manusia Indonesia semakin vital, maka pembangunan manusia harus menjadi prioritas. Dalam hal kuantitas bagi Fayakhun Andriadi, kita sudah menang satu langkah. Populasi yang sangat besar bisa menjadi andalan serius. Dalam hal potensi populasi, kita bisa setara dengan negara-negara besar di dunia: Cina, India, Amerika Serikat. Tapi resikonya: jika tak berkualitas, populasi yang banyak justru jadi kendala dan beban berat bagi kemajuan bangsa-negara kita ini. Negara kita bisa ditarik mundur oleh beban populasi. Jadi, hanya ada satu jalan: menciptakan manusia yang berkualitas.