Sabtu, 29 April 2017

Fayakhun Andriadi, Politik untuk Perubahan

Menjadi sukses dan kaya di usia muda menjadi impian kebanyakan manusia. Fayakhun Andriadi sudah menjadi Direktur Utama Argata Raksa – konsultan sistem informasi yang menangani sistem PAD Dati (daerah tingkat) I Irian Jaya (sekarang Papua), NTT, dan Jawa Tengah pada usianya yang masih 19 tahun. Kun, panggilan akrab dari Fayakhun Andriadi, memang terlahir di keluarga yang menjunjung tinggi etos kerja keras. Tak heran jika anak keempat dari lima bersaudara pasangan Ir. Haditirto Djoyodirdjo dan Etty Artiadi ini bisa cepat mewujudkan keinginannya untuk mandiri dan menjadi pebisnis ulung.

Fayakhun Andriadi, Politik untuk Perubahan
Fayakhun Andriadi, Politik untuk Perubahan


Jalan hidup Fayakhun Andriadi cukup unik. Ayahnya (Ir. Haditirto Djoyodirdjo) adalah salah satu pendiri Partai Golkar (waktu itu masih disebut dengan Golkar saja tanpa didahului partai) di Jawa Tengah. Tidak hanya itu, beliau juga pernah menjabat sebagai pimpinan FKP DPR dan MPR RI pada tahun 1980an. Meskipun demikian, Ir. Haditirto pernah berpesan kepada anaknya untuk tidak terjun ke dunia politik.

“ Politik itu kejam. Kalian boleh sekolah setinggi-tingginya, berbinis atau menjadi pegawai silahkan, tetapi jangan ke politik,” tutur Fayakhun Andriadi menirukan pesan ayahnya.

Karena pesan ayahnya itu pula, Fayakhun Andriadi muda lebih memilih untuk menekuni dunia bisnis dan berusaha menghindar dari dunia politik. Hingga pada suatu saat, hatinya menyuarakan kegelisahan. Fayakhun Andriadi membayangkan bagaimana jadinya jika Indonesia menjadi seperti Yugoslavia yang terpecah-pecah. Sebagai warga negara, tentu ia tidak akan rela. Padahal, dalam pengamatannya, kondisi Indonesia waktu itu memiliki pola yang mirip dengan keadaan Uni Soviet menjelang pecah menjadi beberapa negara. Konflik banyak terjadi di mana-mana, terutama di daerah perbatasan. Sejak saat itu, Fayakhun Andriadi mulai melihat politik secara lebih bersahabat. Dalam benaknya, politik juga tetap diperlukan dan penting peranannya terhadap keberlangsungan suatu bangsa.

Setelah melihat keadaan tersebut, Fayakhun Andriadi kemudian menyadari bahwa kepedulian terhadap dunia politik telah menjadi bagian dari dirinya. Setelah itu, Fayakhun Andriadi memutuskan untuk terjun ke dunia politik dengan masuk ke salah satu partai.

“ Pertanyaan saya, kalau saya peduli politik, apa yang harus saya buat? Pertama-tama apa kendaraanya? Ya..partai politik. Karena perubahah itu hanya bisa dilakukan di dalam sistem. Di luar sistem berlaku jargon anjing menggonggong kafilah berlalu,” ungkapnya menuturkan pikirannya waktu itu ketika memutuskan terjun ke dunia politik.